Rabu, 09 Februari 2011

Rome: Total War




Today is a good day to die. Itulah salah satu kalimat pembuka pada pidato sang jendral untuk memotivasi pasukannya mempertahankan benteng kota mereka. Saya yang memainkannya pun menjadi sangat bergairah karena terpengaruh dengan pidato tersebut. Walaupun kadang dalam hati pun terasa gentar melihat pasukan musuh yang mengepung sangat banyak didukung dengan peralatan perang yang lengkap. Tapi kalau berhasil bertahan rasanya senangnya sampai tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ketegangan tersebut tentu tidak hanya sebatas pada saat mempertahankan benteng, tetapi juga pada saat menyerang dan merebut benteng lawan. 

Secara umum memang strategi bertahan dan menyerang memang berbeda. Jika kita tidak ingin benteng kita direbut musuh dengan mudah tentu kita harus menyiapkan sistem pertahanan yang memadai. Secara bertahap benteng harus selalu di-upgrade sesuai kondisi keuangan kita sehingga lebih kuat dan tidak mudah dihancurkan. Pasukan yang menjaga benteng tersebut juga harus memadai. Pasukan pemanah harus cukup banyak untuk membunuh pasukan musuh secara signifikan sebelum mereka berhasil masuk ke dalam benteng, kalau perlu pasukan pemanah tersebut dapat menghalau musuh sebelum mereka mendekat dan membuat kerusakan yang berarti. Pasukan infantri yang cukup juga perlu disiapkan untuk menghadang musuh yang berhasil memanjat tembok benteng. Sedangkan musuh yang berhasil masuk melalui gerbang atau tembok yang runtuh dibereskan oleh pasukan berkuda yang dapat bergerak dengan cepat.

Sedangkan strategi menyerang pada intinya adalah memasuki benteng secepat mungkin sebelum pasukan kita banyak yang tewas. Biasanya komposisi pasukan yang saya bawa adalah  lima buah pendobrak gerbang (biasanya satu atau dua alat berhasil dihancurkan musuh sebelum mencapai gerbang) dan dua buah menara pemanjat yang akan maju terlebih dahulu. Jika menara pemanjat sudah pada posisinya menempel pada tembok benteng musuh kemudian pasukan infanteri dikirim dengan cepat untuk merebut kontrol benteng musuh. Sedangkan pasukan berkuda disiapkan memasuki benteng setelah pintu gerbang berhasil dihancurkan. Pasukan pemanah biasanya tidak banyak saya bawa jika menyerang benteng karena bisa menjadi sasaran empuk bagi pasukan musuh.

Pertempuran di daerah terbuka juga punya tantangan tersendiri. Posisi dapat menentukan apakah pasukan kita memperoleh kemenangan gemilang atau menderita kekalahan. Biasanya posisi yang baik adalah yang berada di daerah yang tinggi, jangkauan para pemanah lebih jauh dan pasukan musuh akan mengalami kelelahan untuk mencapai tempat tersebut. Hutan dapat dimanfaatkan untuk menyergap musuh tetapi pasukan berkuda kurang efektif bertempur dalam hutan.

Terakhir yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan pasukan yang kita miliki. Pasukan pemanah dan artileri memiliki keunggulan dalam jangkauan tetapi sangat lemah dalam pertarungan jarak dekat sehingga dapat mudah dihancurkan oleh pasukan berkuda. Biasanya pasukan pemanah tersebut saya tempatkan di belakang barisan pasukan infanteri. Pasukan berkuda sendiri memiliki keunggulan dalam kecepatan namun cukup lemah jika berhadapan langsung dengan pasukan infanteri yang membawa tombak. Posisi yang ideal biasanya saya tempatkan di bagian sayap kanan dan kiri. Sedangkan pasukan infanteri sangat tangguh dalam pertarungan jarak dekat namun kecepatannya kurang sehingga menjadi sasaran empuk para pemanah. Jika kita telah paham dengan kekuatan kita dan kekuatan musuh, dengan asumsi komposisi pasukan yang seimbang, kemenangan bukan hal yang mustahil.


Baca juga:

Commandos: Beyond The Call of Duty
Medal of Honor
Prince of Persia 2D
Star Wars: Knights of The Old Republic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.