Sabtu, 25 September 2010

NonSwimming Boy


Dia mungkin satu-satunya anak laki-laki yang tidak bisa berenang di wilayah itu. Bahkan mencelupkan kepalanya ke dalam air pun seperti sedang menghadapi tugas yang sangat berat. Jika akhirnya melakukannya, ia akan segera muncul sambil megap-megap dan mengusap-usap wajahnya dengan panik seolah-olah ingin menghapus cairan menjijikkan yang membasahi wajahnya. Berbeda dengan anak-anak lain yang bisa menahan napas lama sambil melakukan gerakan akrobatik di dalam air.

Mengherankan memang, mengingat sejak duduk di bangku sekolah dasar hampir setiap minggu ada pelajaran berenang. Mungkin karena hampir semua anak sudah bisa berenang sejak sebelum masuk sekolah sehingga guru olahraga tidak mau repot-repot lagi mengajarkan bagaimana cara supaya bisa berenang. Dia hanya menargetkan setiap anak harus berenang sejauh 500 meter atau 1000 meter pada setiap pelajaran tersebut. Akan tetapi, bukannya guru tersebut tidak sadar bocah tersebut tidak bisa berenang, pernah ia dengan kejamnya mengangkat dan melemparkan bocah itu ke dalam air. Untung saja airnya dangkal sehingga bocah malang tersebut tidak tenggelam.
Dia sebenarnya tidak sepenuhnya takut air. Dia hanya tidak bisa berenang. Setiap kali teman-temanya mengajak ia pergi ke danau tempat mereka biasa berenang, dengan senang hati ia akan ikut walaupun akhirnya ia tidak bisa bergabung dengan mereka berenang di tempat yang dalam dan hanya mengawasi di tepian atau bermain air di tempat yang dangkal. Dia tidak merasa terkucilkan. Dia selalu bisa menikmatinya.


Baca juga:

Dad ... Tell Me a Story
Mysterious Friends
The Kite Runner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.