Kamis, 21 Maret 2013

Memijah Ikan Cupang

Mampu memijah Ikan Cupang tentu saja memberikan kepuasan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan hanya sekedar bisa memeliharanya saja. Memang terkesan agak merepotkan karena Ikan Cupang cukup tersedia di toko-toko ikan hias dengan harga terjangkau. Pilihannya pun bermacam-macarm dari kelompok Ikan Cupang Hias maupun Ikan Cupang Aduan. Namun demikian, sebenarnya teknik pemijahannya cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh pemula sekalipun. Jadi, tunggu apa lagi? Praktekkan dan rasakan sensasinya!

Critical point dari proses membudidayakan ikan (apapun jenisnya) sebenarnya terletak pada saat menjaga bayi-bayi ikan atau burayak yang baru menetas agar dapat bertahan hidup. Untuk itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan makanan yang sesuai dengan ukuran mulut burayak tersebut yaitu plankton yang biasa ditemukan hidup didalam air. Mengingat menumbuhkan plankton untuk keperluan tersebut membutuhkan waktu, maka kegiatan tersebut menjadi langkah pertama yang harus dipersiapkan dalam proses pemijahan. Cukup sediakan dua buah botol air kemasan bekas yang diisi air kolam dan diberi pupuk cair minimal seminggu sebelum pemijahan dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari. Plankton akan muncul dan berkembang biak dengan sendirinya.

Langkah selanjutnya adalah menentukan wadah yang akan digunakan sebagai tempat perkawinan. Wadah apapun yang tersedia sebenarnya dapat digunakan, seperti akuarium atau ember asal tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil yang penting cukup untuk memasukkan atau mengeluarkan induk betina tanpa merusak sarang yang telah dibuat oleh induk jantan. Sebaiknya wadah yang digunakan tersebut juga berwarna terang atau bening untuk memudahkan pengamatan. Juga siapkan wadah lain yang lebih kecil dan bening sebagai tempat perkenalan induk betina, bisa berupa botol air mineral bekas.

Setelah itu proses pemijahan sudah bisa dimulai. Pilihlah seekor induk jantan dan betina. Perbedaan diantara keduanya sangat jelas sehingga bukan menjadi masalah. Induk jantan memiliki sirip dan ekor yang panjang dan indah dan selalu membuat gelembung udara dipermukaan air yang akan menjadi sarangnya. Sedangkan induk betina memiliki sirip dan ekor biasa serta perut yang menggelembung seolah tidak wajar dan terdapat bintik putih dibawahnya. Perlu diketahui bahwa Ikan Cupang merupakan jenis ikan yang menyiapkan sarangnya sendiri, menjaga telur-telur serta anak-anaknya yang baru menetas. Semuanya dilakukan oleh pejantan.

Kedua induk jangan dicampur secara langsung karena keduanya belum tentu menjadi pasangan yang serasi. Pertama masukkan induk jantan ke dalam wadah yang telah dipersiapkan (sudah diisi air tentunya dan bisa ditambah tanaman air yang mengapung) sedangkan induk betina dimasukkan ke dalam wadah tersebut menggunakan wadah lain yang lebih kecil dan bening sehingga memungkinkan terjadinya perkenalan antara keduanya tanpa adanya kontak fisik. Jika dalam satu atau dua hari kemudian induk jantan membuat gelembung udara yang sangat banyak berarti pasangan tersebut cocok dan induk betina bisa dicampurkan secara langsung dengan jantannya. Jika tidak ada gelembung yang banyak jangan coba-coba mencampurnya karena bisa berakibat fatal bagi sang jantan. Betinanya bisa jadi lebih galak dari si jantan sehingga dapat menghajar dan merusak sirip dan ekornya yang indah. Lihat contohnya pada gambar berikut.




Proses perkawinan yang berhasil ditandai dengan adanya bintik-bintik putih di dalam gelembung udara yang dibuat oleh pejantan dan betina menjauh darinya. Saat itulah betinanya dapat dikeluarkan dari wadah. Satu atau dua hari kemudian bintik-bintik putih tersebut akan menghilang disertai berkurangnya gelembung sarang yang berarti telur-telur tersebut sudah menetas semua. Beri makan burayak dengan plankton yang telah disiapkan dengan cara menuangkan air dari botol media ke dalam wadah penetasan sedikit demi sedikit setiap hari. Jika mereka sudah dapat berenang dengan bebas maka induk jantan juga bisa dikeluarkan untuk memudahkan pemeliharaan. Jika sudah agak besar bisa diberikan makanan yang agak besar pula seperti kutu air maupun cacing sutra.

Dengan demikian tuntaslah proses pemijahan Ikan Cupang. Uraian di atas merupakan pengalaman pribadi sebagai pemula yang mungkin bermanfaat bagi para penggemar ikan hias air tawar lain, sebagai pelengkap sumber-sumber lain yang menguraikan hal yang sama. Terima kasih atas perhatiannya.


Baca juga:

Finding Dory
Ikan Badut yang Imut
Memijah Ikan Komet
Memelihara Burayak Ikan Komet
My First Project
Red Coris Wrasse: Si Lincah
Treasure Pot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.