Rabu, 03 April 2013

Pelajari dan Terapkan Islam secara Utuh

Hampir seluruh negara di dunia memisahkan urusan agama dengan kehidupan bernegara termasuk negara dengan mayoritas penduduknya muslim sekalipun, seolah-olah agama itu seperti candu yang merusak dan menghambat kemajuan suatu bangsa. Agama dianggap mengekang kreativitas untuk menemukan ide-ide baru. Bahkan John Lennon dalam lagunya yang berjudul "Imagine", mengajak Anda untuk membayangkan bahwa jika surga dan neraka serta agama itu tidak ada maka manusia akan hidup dalam kedamaian karena mereka tidak akan saling bunuh demi kejayaan agama yang dianut. Ateis menjadi agama baru. Benarkah logika demikian? Ataukah sebaliknya, jika tidak ada agama maka kehidupan manusia yang rusak ini akan semakin parah?

Hanya agama dengan kebenaran hakiki yang dapat diterapkan di seluruh aspek kehidupan manusia. Agama bukan seperti barang dagangan yang dipilih sesuai selera atau ikut mayoritas masyarakat. Agama apa yang memiliki kebenaran seperti itu? Agama yang bisa menjawab secara logis permasalahan besar dalam hidup ini yaitu masalah dari mana, akan kemana, dan apa tujuan hidup kita ini. Bukankah Allah selalu memerintahkan manusia untuk selalu berpikir. Namun demikian, pertanyaan tersebut tidak akan terjawab dengan cara berpikir yang biasa dan celakanya, tidak semua orang mengetahui cara berpikir seperti itu. Mengenai hal tersebut, akan dibahas dalam kajian yang lain.

Sebagian besar penduduk Indonesia mungkin merasa beruntung (benarkah beruntung?) ditakdirkan terlahir sebagai seorang muslim dan yakin Islam adalah agama yang benar tetapi belum tentu bisa menjawab tiga permasalahan mendasar di atas secara logis. Jika memang demikian, Anda perlu waspada karena itu adalah indikator aqidah yang belum sempurna. Tindak lanjutnya, Anda harus mencari jawabannya dengan pola berpikir yang tepat dan harus membuktikan sendiri kebenaran tersebut sehingga keyakinan tersebut tak tergoyahkan.

Setelah sudah yakin 100% tantangan selanjutnya adalah mempelajari Islam dan menerapkannya secara utuh. Pemahaman dan penerapan yang sepenggal-sepenggal dapat mengakibatkan ajaran Islam akan dikesampingkan atau bahkan ditinggalkan dari kehidupannya sehari-hari. Apalagi bagi nonmuslim yang mungkin ingin mempelajari Islam tetapi tidak dilandasi cara berpikir yang benar dan tidak menyeluruh sehingga yang ditemukan hanya seperti hukuman bagi pencuri adalah dipotong tangannya, hukuman bagi pezina adalah dirajam sampai mati. Kesimpulannya, Islam adalah agama yang kejam. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya dunia Islam itu indah dan damai. Menurut Abdullah bin Abbas ayat Al Quran yang membahas mengenai hukuman hanya berjumlah 6 buah (hudud) sedangkan 6000 ayat berkaitan dengan kisah, 600 ayat menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah, dan 60 ayat berisi aturan muamalah. Mereka juga tidak melihat bahwa Islam juga menunjukkan jalan yang efektif supaya orang tidak mencuri dan berzina atau terpaksa mencuri atau berzina dengan alasan apapun.

Menjalani kehidupan beragama memang memerlukan ilmu. Mempelajarinya pun perlu strategi yang baik agar bisa efektif mencapai pemahaman yang utuh. Namun sebelumnya semua itu harus dilandasi oleh aqidah yang benar. Ibarat membangun sebuah gedung yang memerlukan desain yang jelas sebelum dimulai. Seindah apapun wujudnya jika pondasinya tidak benar maka bangunan tersebut tidak akan bertahan lama. Jika kemudian di suatu negara masyarakatnya tidak ingin urusan agama mencampuri urusan bernegara  maka berarti ada dua kemungkinan yang terjadi: Islam bukan menjadi agama yang dianut masyarakatnya atau ajaran Islam tidak dipahami dan diterapkan secara utuh.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.